Lion Air sebelum Jatuh: “Bau Gosong di Dalam Pesawat”


Hingga saat ini, Kamis (01/11/2018), penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di Laut Utara Karawang, Jawa Barat, Senin (26/10/2018), masih menjadi tanda tanya besar.
Seiring pencarian korban dan puing pesawat baru tersebut oleh tim SAR gabungan, investigasi penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 itu terus dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pesawat tersebut sebagaimana diketahui ternyata sudah bermasalah pada penerbangan sebelumnya.
Sehari sebelum kejadian, Ahad (25/10/2018), pesawat ini terbang dari Denpasar, Bali, ke Jakarta pada pukul 21.15 WIB. Harusnya berangkatnya pukul 19.30 WIB, tapi karena ada kendala teknis, jadi terlambat hampir dua jam. Salah seorang penumpangnya, Diah Mardani yang duduk di belakang, menceritakan, pada awal-awal pesawat itu terbang, pesawat bergerak naik turun naik turun.
“Pas mulai take off, (pesawat) naik langsung turun, naik lagi, turunnya lebih kencang lagi sambil goyang. Di dalam pesawat itu semua teriak Allahu Akbar, Subhanallah. Semua dibaca-baca. Karena memang sangat mencekam. Goyangannya sangat amat berasa,” tuturnya di acara ILC pekan ini.
Kata dia, lampu seat bealt yang pada awal terbang mati, tapi setelah turun dua kali lampu itu menyala terus sampai mendarat. Dalam perjalanan, dia dan beberapa temannya juga sempat mencium bau gosong di dalam pesawat. “Kayak bau gosong kampas rem atau kabel,” ujarnya.
Ini membuat dia makin khawatir. Tapi baunya tidak terlalu lama, kata dia. Setelah itu, baunya hilang.
Kondisi tidak enak juga dia rasakan pada saat mendarat. Ia merasakan grunjalan-grunjalan yang sangat. “Kami berpikir setelah keluar pesawat, pesawat ini tidak digunakan lagi,” ucapnya.
Supriyanto, penumpang lain yang juga teman sekantor Diah, yang duduknya di kursi bagian depan, juga mengatakan, “Pada saat naik itu terasa sekali kalau ada ngegas-ngegas, suara yang kurang enak. Pas naik ada langsung anjlok, naik lagi anjlok lagi,” ceritanya.
Di depan, dia melihat pilot dua-tiga kali keluar. Sempat pilot itu ke belakang untuk ambil koper yang Supriyatno tidak tahu isinya. Ia juga melihat di tempat duduk pramugari, ada satu buku tebal yang ia perkirakan buku instruksi.
Pesawat itu, kata dia, sampai Jakarta tengah malam. Besok paginya, Senin, dia terkejut mendengar ada pesawat Lion Air yang jatuh di Karawang. Dia yakin pesawat yang jatuh itu pesawat yang ditumpanginya semalam karena di TV dia melihat call sign pesawatnya LPK LQP. “Pada saat saya naik di Denpasar, saya melihat di tutup roda depan ada tertulis LQP,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu kotak hitam (black box) pesawat Lion Air JT 610 berhasil ditemukan di dasar perairan Karawang, Kamis (01/11/2018) tadi. Black box ditemukan di kedalaman 30 meter oleh tim penyelam TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) TNI AL pukul 10.05 WIB.
Setelah diserahkan oleh Basarnas ke KNKT, segera mengunduh data yang ada dalam black box tersebut. Black box yang ditemukan ini kemungkinan besar berisi rekaman data penerbangan atau flight data recorder (FDR) pesawat naas tersebut.
“Malam ini juga, kami bergerak untuk mengunduh data apa saja yang ada dalam black box tersebut,”ujar Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko di kantor KNKT, Jakarta, Kamis malam ini kutip Kompas.com.
KNKT dan Boeing melaksanakan joint investigation (investigasi bersama) kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.* Andi

0 Response to "Lion Air sebelum Jatuh: “Bau Gosong di Dalam Pesawat”"

Posting Komentar